Kamis, 26 April 2012

Menilai penggunaan teknologi sebagai sarana penghancuran karakter


Menilai penggunaan teknologi sebagai sarana penghancuran karakter

          Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Diikuti dengan berbagai macam kebudayaan yang mampu menarik minat mata dunia. Dalam hal teknologipun Indonesia sudah mampu menunjukan kualitasnya, seperti selalu berupaya mempunyai balance dengan negara-negara lain di dunia. Tentunya hal tersebut merupakan suatu langkah dalam meningkat kualitas dan kuantitas sebagai tumpuan utama yang konkret dan semestinya di kembangkan.
            Tak banyak teknologi-teknologi yang dikembangkan dan di tingkatkan fungsinya untuk membuat kehidupan menjadi lebih indah dan berwarna. Tidak sedikit orang yang memahami bahwa dengan teknologi hidup dapat menjadi praktis, tanpa mempunyai atensi yang penuh jika hal tersebut pasti memiliki dampak-dampak tertentu. Berbagai inovasi dan kreasi hasil karya anak negeripun tak mau ketinggalan. Dengan berbagai spesialisasi dalam penanganannya dapat menjadikan teknologi menjadi lebih kaya intensitasnya.
            Tapi pernahkah kita berpikir, dengan semakin berkembangnya teknologi dan menjadi preferensi yang penting dapat memunculkan berbagai kontroversi. Pikiran yang rasional yang harus digunakan nampaknya harus segera di implementasikan dalam litelatur kehidupan yang nyata. Dengan teknologi sedikit demi sedikit dapat merobohkan karakter bangsa yang beridealisme ini. Hal tersebut dapat di buktikan dengan sudah hilangnya nilai-nilai moral yang terdapat pada masyarakat Indonesia.
            Pancasila sebagai dasar negara yang utuh nampaknya hanya simbol belaka dan tergantung di dinding hingga sarang laba-laba menyerang. Pada hakikatnya, Pancasila harus tetap di jaga walaupun dengan berkembangnya teknologi yang hampir mengotori karakter bangsa ini. Dengan mudahnya di akses berbagai informasi di internet dapat menjadi sebuah jembatan yang memunculkan polemik. Situs-situs yang berdampak negatif mulai melunturkan nilai-nilai moral bangsa ini.  Ironisnya masyarakat tidak memiliki proteksi yang nyata untuk mengantisipasi hal tersebut.
            Tentunya dengan teknologi dapat memberikan kontribusi yang relatif kurang baik bagi bangsa ini. Selain sarana komunikasi yang sering di salahgunakan untuk kriminalitas, digunakan pula untuk peleburan berbagai macam  karakter bangsa ini, seperti acara-acara yag terdapat dalam televisi menayangkan acara-acara yang berdamak negatif dan seakan uang menjadi preferensi utama di bandingkan masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa yang besar harus memiliki jati diri yang timbul dari hati dan di niati dari jiwa.
            Berkomitmenlah serta erkonsistenlah pada diri kita sendiri, agar dengan perkembangan zaman diiringi berbagai persoalan kita masih dapat melihat dunia dengan hati bukan dengan mata, karena segalanya bersumber dari hati. Apa yang dapat kita lihat dari hati adalah segalanya yang dapat kita lihat dengan mata. Milikilah proteksi yang tinggi agar terhindar dari nilai-nilai negatif, selalu berorientasilah jika dengan teknologi hidup akan menjadi lebih indah asalkan kita mempunyai batasan-batasan yang jelas dalam memanfaatkannya, dan tidak menjadikan batasan-batasan itu sebagai jalan untuk merobohkan karakter bangsa tercinta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar