Selasa, 17 April 2012

Cerpen Cahaya Dalam Jiwa


*Cahaya Didalam Jiwa*
(Egi Sastrawisesha)

                                Dibawah sinar rembulan yang penuh dengan ketenangan, nakalnya angin-angin malam yang mencubit setiap orang yang keluar. Kendati langkah kehidupan yang begitu cepat, luluhkan semua harapan yang diinginkan. Kerasnya karang, hancur oleh air, kerasnya hati, hancur oleh takdir. Kuasanya nafsu, kuasanya amarah hati seseorang. Suara yang menusuk hati, datang dari sebuah rumah mewah yang didalamnya penuh dengan amarah dan keluarga yang hampir pecah.
                        Ricky, seorang anak dari konglomerat, tapi kelakuannya bejat, selalu jahat dan tak pernah memikirkan datangnya sekarat. Dia anak tunggal yang gagal, masa depan tak punya bekal, hanya harta yang tak kekal. Ucapnya menyakiti hati, pada orangtua tak berbakti, menganggap dirinya sakti, dan hidup akan selalu abadi. Semua itu tercurahkan pada pribadinya, semua itu bagaikan pakaiannya sehari-hari, dan hitam kelam hatinya.
                        Dengan angkuhnya, kaki diatas meja seraya berkata,
                        “Bi…., bawakan saya minuman hangat sekarang!” Teriaknya.
                        “Baik Den..,” Jawab Bi Inah. (setelah beberapa saat).
                        “Cepet dong, jangan pake lama segala!” Teriak lagi.
                        “Ini Den.., minumannya.” Ujar Bi Inah.
Tiba-tiba dengan penuh hasrat, Ricky memuntahkan minuman itu ke tubuh Bi Inah, dan membantingkan gelas sampai pecah.
                        “Ahrkg…, minuman apa ini Bi?”
                        “Rasanya aneh, saya minta lagi minumannya sekarang!”
Cacian dari mulut Ricky.
1
 
                        Bi Inah hanya tertunduk lesu menerima cacian demi cacian dari Ricky, dan tetap bersabar mengahadapinya. Meski kesal di kandung badan, pasrah atas apa diterimanya. Segera beranjak Bi Inah kedapur untuk mengambil minuman baru. Dan bel rumahpun terdengar cukup keras, Rickypun beranjak dari sofanya dan membuka pintu. Sudah terbiasa Ibu Ricky pulang malam, dengan membawa makanan kesukaan Ricky.
                        “Hai..sayang , ini Ibu bawakan kamu pizza dan minuman
                          kesukaan kamu.” Sapanya.
                        “Hah.., kalau yang beginimah sudah bosen dong bu.., gak mau,
                           kasih aja ke kucing tetangga sana!” Bentak Ricky.
                        “Eh..,kok gitu sih, ya sudah kalau kamu gak mau, ibu kasih
                           ke Bi Inah.” Timpah Ibu.
                        “Eh..eh..biar aku aja yang ngasih ke Bi Inah, sinih!”
Ujar Ricky.
                        “Tumben kamu baik, nih…” Sambil memberikan makanan
                          itu ke Ricky.
Tabiat buruk Ricky muncul kembali, dibawanya pizza itu kedapur, dan langsung menemui Bi Inah.
                        “Bi…, nih Ibu bawa pizza, buat Bibi.” Ucap Ricky.
                        “Makasih Den..” Jawab Bi Inah.
Tapi, ketika Ricky akan memberikan pizza itu, ia buang terlebih dahulu ketempat sampah sambil tertawa terbahak-bahak.
                        “Makan tuh, pizza busuk.., ah..ah..ah.” Bentak Ricky.
Bi Inah hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku anak majikannya itu.
2
 
                        Tibalah, esok hari yang penuh dengan lembaran baru dan tantangan baru. Suara adzan subuh seakan tak mempan masuk kedalam telingan Ricky. Ia tertidur pulas sambil bermimpi yang tak tentu arahnya. Sementara sang surya mulai meninggi, Ricky belum bangun untuk sekolah. Ketika persiapan sekolah sudah disiapkan, Ricky langsung turun kebawah untuk sarapan. Seperti biasa Ricky menyapa Ibunya yang sudah dahulu di sana.Tanpa perbincangan yang tak begitu penting, sesudah sarapan Ricky langsung menuju garasinya untuk mengambil motor kesayangan. Dengan tanpa mengucap salam kepada Ibunya, hanya munculnya asap kenalpot yang berpolusi dan suara yang berisik. Tiba-tiba diperjalan Ricky menyerempet seorang kake tua yang memegang tongkat dan dengan wajah yang lesu, baju compang-camping, serta topi dari jerami.
                        Terhenti sejenak perjalanan Ricky, lalu ia turun dari motornya.
                        “Eh.., dasar kakek tolol..,loe mau mati apah?”Bentak Ricky.
                        “Eh..,kalau loe mati gimana nanti., gue yang disalain..,
                           dasar kakek otak teri!” Bentak kembali.
Si kakek malang itu, hanya terdiam lesu, menerima bentakan Ricky.Padahal Kakek tua itu sedang menikmati perjalanannya yang panjang, tanpa disengaja Ricky terlalu cepat menjalankan motornya, sehingga kehilangan kendali.
                        Hidup itu adalah sebab akibat, dengan perasaan yang sakit , si Kakek tua itu berjalan menelusuri garis kehidupannya. Tak ada kata yang bisa terucap dengan hati yang tak siap dan hidup yang gelap.Sampailah Ricky didepan gerbang sekolah, seperti biasa pintu ilmu itu sudah tertutup rapat, dengan malaikat penjaga gerbang yang tak tentu hatinya dimana. Setelah mendekati gerbang, Ricky langsung menendang gerbang sekolah, dan berteriak kepada satpam. Dengan cepat, satpam segera menghampiri Ricky. Dengan isyarat mata, Ricky lalu mengeluarkan dompetnya yang penuh dengan kenikmatan dunia.
                        “Nih…, pelicinnya…,sekarang bukain ni gerbang.” Ucap Ricky.
Dengan sigap si satpam langsung membuka gerbang sekolah itu.
3
 
                        Hidup adalah kebiasaan, itulah potret masyarakat ini. Setelah motor emasnya Ricky diparkir. Ia dengan santainya menuju ruang kelas yang ada di lantai dua. Tibalah ia di kelas, dengan kondisi kelas yang sangat ramai, dan sang guru teladan yang belum datang, karena kesiangan itu sudah biasa. Beberapa menit berselang, guru Biologi datang, pelajaran yang paling disukai anak-anak. Pak Sodikin, dengan kacamata tebal maklum kutu buku, dan ngoceh paling jago, karena sering baca kopingho, kepala hampir habis terbakar api, dan kumis tebal bagai malaikat penjemput ajal.
                        Setelah beberapa lamanya pelajaran berlangsung, Pak Sodikin mengajukan pertanyaan tentang tubuh manusia yang kurang lazim di  pertanyakan.
                        “Baik..anak-anak, bapak akan bertanya kepada kamu Ricky!”
Ricky yang masih ngantuk karena semalam main games, kaget mendengar perintah dari Pak Sodikin.
                        “Menurut kamu, keringat pria lebih terasa asin dibandingkan
                          keringan perempuan, benar atau salah?” Tanya Pak Sodikin.
Ricky hanya mengkerutkan dahinya dan menggaruk kepalanya. Seakan dia bingung dengan pertanyaan yang diberikan.
Anak-anak didalam kelas tertawa menggeli, mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Pak Sodikin. Kemudian Ricky menjawab, jika pernyataan itu benar, dan ia bilang jika keringat wanita itu sangat asem. Semua perempuan yang ada dikelas meneriaki Ricky dan melemparnya dengan buntalan kertas ulangan yang jelek. Sambil tertawa Rickypun menunduk diatas meja.
                        Kemudian Pak Sodikin menjelaskan semuanya, jika ternyata menurut penelitian keringat pria itu lebih asam dan perempuan itu asin. Mendengar penjelasan itu, seluruhnya tertawa kembali. Pelajaran demi pelajaran terlewati, dan Ricky terbiasa tidur jika pelajaran itu membuatnya ngantuk. Ketika bel berbunyi, Ricky tergesa-gesa untuk pulang, ia berlari dari lorong sekolah. Dan tiba-tiba Ricky menabrak seorang laki-laki. Terjadi perselisihan disana, Ricky amat marah dan sempat memukulkan helmnya kepada lelaki itu.
                        Merekapun berkelahi, tapi Ricky menang dan menyeret lelaki itu kesebuah pintu kelas.
                        “Heh..,inget..gue ini anak dari konglomerat terkaya…!”
4
 
                        “Dan gue bisa jadiin hidup loe itu melarat..”
            Siswa-siswi yang ada disekitar sempat hening sejenak mendengar perkataan Ricky dan tingkah lakunya yang kurang ajar. Dengan marah-marah ia langsung berlari menuju tempat parkir. Ketika Ricky melewati depan sekolahnya, lalu datang seorang pengemis menghampirinya dan meminta sedikit kenikmatan untuk mengisi perut dan dahaga.
                        Dengan motor gagahnya, Ricky melihat pengemis itu. Lalu dengan tanpa basa-basi Ricky menendang mangkuk plastik yang ada di tangan si pengemis, dan langsung pergi. Pengemis itu tergeletak tak berdaya setelah ditendang oleh Ricky. Dengan perasaan yang gundah, Rickypun tiba dirumahnya. Tanpa makan siang, siswa SMA ini langsung tidur diranjangnya.
                        Seketika kaget handphone berdering, Sonjaya teman Ricky menghubungi Ricky jika malam ini ia dan teman-teman lain akan mengadakan pesta sampai larut malam. Mendengar kabar dari temannya itu, Ricky seakan disiram oleh air dari telaga surga. Langsung dengan semangat ia menyiapkan pakaian terbaiknya untuk pergi ke pesta. Tapi ada satu masalah yang sangat konkret, daun Ricky di dompet terkuras habis dan hanya tinggal uang logam seratus rupiah tersisa disana.
                        Siasat buruk Rickypun muncul kembali, ia langsung menyelinap masuk kamar Ibunya. Lalu dengan sangat hati-hati Ricky membuka lemari penyimpanan uang Ibunya. Ricky mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan disana. Lalu Ricky cepat-cepat lari keluar dengan terburu-buru. Dengan perasaan yang was-was, Ricky menenangkan diri di sofa tengah rumahnya. Belpun berdenting, Rickipun membuka pintu dengan perlahan. Ternyata ada Pak Somad, salah satu anggota DKM Masjid.
                        Kedatangan beliau kesini, tiada lain untuk meminta sumbangan merenovasi masjid.
                        “Assallammua’laikum Den…” Sapa Pak Somad.
                        “Ada apa Pak, ganggu orang lagi istirahat aja..” Jawab Ricky.
                        “Ya..maaf Den, kan lebih baik jika salam itu dijawab.”
                           Ujar Pak Somad.
Ricky memukul pintu dengan keras.
                        “Terserah gue .., mau jawab..mau enggak.., gak usah
                           ngatur-ngatur deh..” Bentak Ricky.
                        “Sa..saya mau minta sumbangan,untuk merenovasi masjid
                           Den..” Kata Pak Somad.
                        “Heh..Pak, saya aja jarang ke masjid, kenapa saya harus
                           bayar, dasar oon..” Jawab kasar Ricky.
Pak Somad hanya bisa menerima peryataan kosong dari Ricky, didalam hatinya seraya berkata jika sungguh angkuh sekali Ricky yang anak konglomerat tidak bisa menyumbangkan sedikit rezekinya di jalan Allah SWT.
                        Sinar rembulan mulai tampak, bintang-bintang yang malu untuk muncul menandakan siapnya Ricky untuk pergi ke pesta. Dengan gaya yang keren, Ricky siap untuk berpestaria di rumah Sonjaya. Tiba disana, Ricky disambut hangat oleh teman-temannya, dan seketika itu juga Ricky di sambut dengan segelas arak putih. Musik yang keras dan gemuruhnya orang-orang disana melelapkan malam yang sunyi oleh nyanyian bidadari.
                        Sonjaya dan Ricky juga teman-temannya, malam itu seakan lupa atas nikmat yang mereka terima itu hanya dari Allah SWT. Sonjaya terus menuangkan minuman alkohol kegelas Ricky, mereka dikelilingi wanita yang sudah lupa dengan aurat, yang sudah lupa dengan masa yang menantinya. Sekitar jam dua pagi, pesta selesai. Ricky digendong oleh Sonjaya yang sama-sama sempoyongan karena mabuk luar biasa.
                        Rickypun menolak Sonjaya untuk mengantarnya pulang. Dengan mobil jaguarnya Ricky mengendarai mobil dengan mata yang tak tentu arah. Karena jalanan kosong, Ricky dengan leluasa ujal-ujalan di jalan. Tanpa sepengetahuan Ricky, tiba-tiba ditengah jalan ada seekor kucing yang melintas. Rickypun memberhentikan mobilnya dan turun. Perasaan kesal muncul disana, Ricky dengan kondisi mabuk menendang kucing yang malang itu dengan kakinya lalu ia kembali mengendarai mobil.
6
 
                        Sepanjang mata memandang, hanya ada gurun pasir yang kering dan matahari yang begitu terik, terlihat juga oasis-oasis disana.Ricky hanya tergeletak lemah dan dengan perlahan bangun dengan sendirinya. Hanya suara angin yang diiringi dengan debu pasir yang menyengat yang dirasakan Ricky. Tiba-tiba muncul dari jauh seorang lelaki berbaju hitam berjalan mendekati Ricky, walaupun jalannya sangat jauh, tapi terlihat seakan orang itu berlari, tapi ia tak berlari. Dan dengan seketika orang berjubah hitam itu ada didepan Ricky.
                        Ricky kaget bukan kepalang, kepalanya yang melayang dan hati yang begitu bimbang . Orang tersebut tidak terlihat wajahnya, kemudian dia berbicara kepada Ricky.
                        “Bangun.!” Perintah orang itu.
Rickypun berdiri dengan tegap.
                        “Siapa kamu?” Tanya Ricky.
                        “Kamu tidak perlu tahu siapa aku, dan aku tahu siapa kamu.”
Jawab orang itu.
                        “Telah begitu banyak hal yang buruk yang engkau lakukan.”
Orang itu berkata.
                        “Kau sudah khianat pada orangtuamu, pada teman-temanmu,
                           pembantumu , serta yang lain.”
                        “Dan orang sepertimu,harus dilaknat dengan siksa yang
                           berat, karena sesungguhnya hidupmu kau sia-siakan.”
Mendengar peryataan orang itu, Ricky merinding dan merasa amat takut sekali.
7
 
                        Dan Ricky sempat berpikir, jika inilah kematian. Tapi Ricky yakin ini hanyalah mimpi buruk. Kemudian orang itu mengeluarkan cambuk dari jubahnya dan pedang dari sabuknya. Melihat itu Ricky amat sangat takut. Lalu tanpa dengan basa-basi, orang berjubah itu mencambukan cambuknya ketubuh Ricky berkali-kali. Dan Ricky hanya tertunduk tak berdaya diatas pasir yang panas. Kemudian orang itu mengoreskan pedang keseluruh tubuh Ricky hingga tubuh Ricky penuh dengan sabitan-sabitan pedang yang amat pedih.
                        Ricky menangis tak berdaya, meminta tolong tapi tak ada yang menolong, dan berteriak keras meminta ampun pada orang itu. Kemudian cambuknya sangat keras, seraya orang itu berkata.
                        “Minta ampunlah kepada Allah, bukan padaku, dan minta
                           ampunlah kepada orang-orang yang pernah kau sakiti.”
                        “Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan hidup ini aku
                           akan meminta maaf kepada orang-orang yang aku sakiti..”
Ricky memohon.
Kemudian mahluk itu berkata jika Ricky akan dikasih kesempatan kedua, untuk merajut kembali lembaran hidupnya yang hilang dan membersihkan hati yang selalu kotor dan penuh oleh dosa-dosa.
                        Dan yang terlihat kala itu hanya cahaya yang terang, dan tubuh yang perih serta kepala yang pusing. Dihadapan mata Ricky ada seorang kakek tua tersenyum padanya. Lalu Ricky terbangun, dan bertanya-tanya dimana ia sekarang. Si Kakek tua itu menjelaskan jika Ricky telah kecelakaan, mobilnya masuk jurang dan ia selamatkan Ricky menuju rumahnya. Ricky tak ingat apapun, yang ia ingat hanya dua kata, kesempatan kedua.                 
                     Ricky bahkan tak ingat siapa dia, dimana ia tinggal dan siapa orangtuanya. Saat itulah Kakek tua itu merawat Ricky dengan baik. Disana Ricky dibawa kesebuah pondok pesantren milik Kakek tersebut. Tidak hanya luka fisik yang dirawat tapi juga luka batin.Disaat itu jugaKakek menamai Ricky dengan nama Fathir Ar Zahrra. Luka di tubuh Ricky perlahan sembuh, dan iapun mulai menimba ilmu disana.
                        Di sebuah saung kecil, Fathir dan Kakek tua itu berbincang.
                        “Fathir, dengarlah..!, jika kamu ingin melihat kupu-kupu
8
 
                           maka kamu harus tahan melihat ulat.” Ujar Kakek.
                       
“Apa maksud Kiayi?” Tanya Fathir.
                        “Jika kamu ingin merasakan kenikmatan yang tiada henti,
                          maka kamu harus merasakan pedihnya kehidupan.”
Disana Fathir mulai mengerti jika kehidupan itu hanya sesaat, dan kelak semua manusia akan kembali ke liang lahat. Butuh perjuangan hidup ini, bukan hanya usaha, tapi do’apun diperlukan.
                        Di sana Fathir mulai mencari jati dirinya sendiri. Ia sering berdzikir dan berpikir untuk menemukan dirinya sendiri. Fathir diisi oleh ilmu agama dan ahlak-ahlak dalam menjalin kehidupan. Tiba pada suatu saat, Fathir sedang berjalan melewati sebuah sungai dekat Pesantren. Kemudian ia sedang melihat seseorang bertapa diatas batu dengan tasbih ditangannya. Lalu Fathir menghampirinya dengan santun dan sopan.
                        “Assallammua’laikum..” Sapa Fathir.
                        “Wa’ailaikummsallam.” Jawab orang tersebut.
                        “Sedang apa gerangan anda disini, sedangkan orang lain
                           baru saja berjamaah shalat ashar?” Tanya Fathir.
                        “Saya sedang mencari Tuhan.” Jawab lugas orang itu.
                        “Ya.., tapi kenapa anda tidak shalat?” Tanya Fathir kembali.
                          “Hai anak muda, untuk apa engkau shalat, tapi dirimu
                           sendiri belum menemukan Tuhanmu..” Jawab orang itu.
                        “Tapi, apakah harus seperti itu ?” Tanya Fathir.
                        “Tentu, tujuan hidup manusia sebenarnya menemukan
                           jati dirinya sendiri, dan menemukan Sang Pencipta.”
Orang itu menjelaskan.
9
 
                        Fathir seakan tak mengerti dengan penjelasan orang tadi. Benak yang penuh dengan pikiran yang tak mungkin dipikirkan, tenggelam oleh suara adzan yang merdu yang menyentuh setiap orang yang mendengarnya. Setelah shalat maghrib, Fathir langsung menemui pak Kiayi untuk mempertanyakan masalah tadi. Fathir hanya melihat sesosok kakek-kakek berjanggut putih dengan tasbih di tangan kanannya.
                        Setelah dijelaskan oleh Kiayi, ternyata beliau sependapat dengaan orang yang ditemui oleh Fathir tadi. Kemudian Fathir bertanya kembali pada Kiayi untuk memperdalamnya.
                        “Fathir, dirimu telah melewati berbagai fase kehidupan
                           yang sangat kritis, saya bisa lihat itu dari matamu..”
                        “Kamu telah buta hati..,dan lupa akan akhirat..”
                        “Dan kamu mati suri, dan Allah SWT masih memberikan
                           kesempatan emas untuk kamu.”
                        “Kini kamu sudah lupa dengan semuanya, kamupun
                           tak tahu siapa diri kamu dan siapa Tuhan-MU.”
Jelas pak Kiayi.
                        “Lantas apa hubungannya dengan semua ini?” Tanya Fathir.
Pak Kiayi menjelaskan dengan seksama, jika mulai sekarang Fathir harus serius untuk memperbaiki dirinya. Walaupun Fathir tak tahu perbuatan-perbuatan dosannya, tapi mahluk yang ia jumpai di alam berbeda itu secara tidak langsung menerangkan jika Fathir memiliki banyak dosa.
                        Setelah lama berbincang dengan pak Kiayi, lalu beliau memerintahkan Fathir untuk pergi ke suatu gua kecil yang ada di puncak gunung. Fathir kaget mendengar perintah dari pak Kiayi tersebut. Ternyata dengan cara itulah Fathir bisa menemukan dirinya sendiri, dan mengingat masa lalunya. Malam itu juga ia berangkat, dengan membawa perbekalan seadanya dan yang paling penting adalah tasbih dan sajadah.
10
 
                        Dimalam yang penuh dengan suara-suara alam, dihiasi oleh anai-anai yang berterbangan, serta hembusan angin yang menusuk tulang. Langkah kaki Fathir perlahan tapi pasti terdengar sangat jelas diantara rerumputan dan semak belukar. Ditangannya, hanya ada obor yang minyaknya hampir habis. Waktu itu tengah malam, bulan yang tersenyum menghiasi langit, lambaian-lambain pepohonan turut hadir malam itu. Tak lama kemudian, Fathir sampai di depan gua kecil yang di janjikan oleh Kiayi.
                        Ketika Fathir akan masuk, dengan cepat keluar mahluk hitam bersayap pemakan buah-buahan, kalelawar. Fathir sangat kaget, setelah kalelawar-kalelawar hilang Fathir masuk kegua itu. Disana ia membentangkan tikar dan sajadah. Tanpa berpikir terlalu lama Fathir langsung mematikan cahaya obornya. Suasana yang gelap gulita membuat Fathir tak bisa melihat apapun termasuk telunjuk jarinya sendiri. Walaupun dihati kecil Fathir ada rasa takut yang besar, tetapi Fathir membendungnya dengan selalu mengingat Sang Khaliq.
                        Dimulailah lafadz-lafadz dzikir yang terucap dari mulut Fathir. Sekian lama Fathir berdzikir , kira-kira menghabiskan waktu cukup lama. Fathir mulai mendengar suara batu yang jatuh dari belakang dirinya dan bulu pundaknya merinding hebat. Tapi Fathir tetap serius  dengan dzikirnya sesuai amanat pak Kiayi. Terlelaplah Fathir dalam tidurnya. Angan-angannya mulai tenggelam, dan Fathir bermimpi, ia melihat dengan sendiri bayangannya ketika sedang menyakiti orang lain, membetak orang lain dan semua perbuatan buruk yang pernah ia lakukan.
                        Fathir melihat wajah ibunya,ayahnya, dan semua yang pernah ada dalam hidupnya. Dan ketika itu pula Fathir mengenali nama aslinya yaitu Ricky. Teringat kembali semua dalam memori Fathir. Dan ketika itu pula, seketika Fathir masuk kesebuah lorong yang sangat besar dan hita kelam. Tiba-tiba dihadapannya ada cahaya yang besar dan cepat menuju Fahtir, Fathir tak bisa bergerak dan tiba-tiba cahaya itu menabrak Fathir dengan keras. Dan terlihat di gua itu Fathir terlempar keluar dan terjatuh.
11
 
                        Ketika itu matahari mulai muncul di balik gunung, dan sudah waktu subuh. Fathir pun segera bangun, dan melaksanakan shalat subuh di gua itu. Fathirpun berkemas dan langsung menuju pesantren. Dengan berjuta-juta di benaknya apa yang ia temukan semalam. Dan Fathirpun berlari segera ingin menemui pak Kiayi. Ketika sampai didepan pintu pesantren, Fathir heran melihat banyak kerumunan orang yang banyak.
                        Fathirpun masuk dan bertanya kepada orang yang ada disana. Jatuhlah semua barang yang dibawa oleh Fathir, ketika dihadapannya pak Kiayi yang sangat ia cintai sedang tergeletak lemah menanti sakaratul maut menjemputnya. Fathir lalu menangis dengan memeluk tubuh pak Kiayi. Dan ketika itu pula Pak Kiayi berpesan kata-kata terakhirnya kepada Fathir.
                        “Bagaimana kabarmu Fathir..” Tanya Pak Kiayi.
                        “Kiayi…apa yang terjadi dengan anda..eh…”
                        “Kenapa harus seperti ini, saya sangat membutuhkan anda
                           untuk membantu saya berjalan di atas takdir yang benar.”
Fathir bersedih.
                        “Kiayi, saya sudah tahu semuanya..,sebenarnya nama saya
                           Ricky dan saya tahu orang tua saya.., teman-teman saya
                           dan saya kecelakaan menabrak pohon besar karena saya
                           mabuk sehabis pulang pesta…,” Fathir menjelaskan.
                        “Janganlah menagis.., saya sebentar lagi akan bertemu
                           dengan dzat yang kekal yaitu Allah..”
                        “Dengarlah ini Fathir.., pulanglah kepada orangtuamu..,
                           Minta maaf kepada orang-orang yang pernah kamu sakiti,
                           bersujudlah kepada ibumu dan banyaklah beramal shaleh,
                           Serta berpegang teguhlah pada Kitabbullah dan As Sunah.”
Kiayi menjelaskan.
12
 
                        Fathir hanya menangis, dan memegang tangan Kiayi. Kiayi juga berpesan jika semua manusia akan menghadapi hal seperti ini. Mudah untuk orang yang banyak beramal, dan menyakitkan untuk orang yang berpaling dari Allah. Dengan perlahan, kening pak Kiayi mengkerut dan tersenyum memandang Fathir dan ketika itulah malaikat maut menjemput.  Dan semua orang disana mengucapkan “Innallilahi wa’inalilahi rajium”. Fathirpun mengusap muka pak Kiayi seraya meneteskan air mata kesedihan
                        Tibalah saat terakhir untuk pak Kiayi, tanah yang merah telah berubah menjadi ruang yang sempit, Fathir adzan untuk pertemuannya dengan pak Kiayi.  Tertutup semuanya, hanya bunga-bunga dan air yang terlihat, semua orang bersedih dan meneteskan air mata. Mereka telah kehilangan sosok orang terbaik yang pernah mereka miliki. Langkah semua orang pergi meninggalkan kesedihan. Hanya Fathir yang terus meneteskan air mata dan menyesali semua, karena ia belum membalas semua kebaikan Kaiyi.
                        Dengan langkah kaki yang sangat berat, Fathir meninggalkan orang yang sangat berjasa dalam hidupnya. Setelah berpamitan dengan semua orang yang ada di pesantren, Fathir melangkahkan kaki baru untuk menemui orangtuanya dan saudaranya. Tibalah Fathir di depan rumahnya yang penuh dengan cerita menyakitkan. Ketika ia masuk kedalam rumah, terlihat ibunya yang menangis sedih telah kehilangan anak satu-satunya. Terlihat juga Ayahnya, bi Inah sedang meratapi kesedihan yang berlarut larut.
                        Dengan wajah yang senyum, Fathir menyapa mereka.
                        “Assallammua’laikum..”
Ibu, ayah dan Bi Inah kaget bukan kepalang, ketika melihat sesosok anak remaja yang sangat mirip dengan Ricky.
                        “Ricky? “ Penuh dengan pertanyaan di benak Ibunya.
Dan Ricky langsung memeluk ayah dan Ibunya, seraya meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah ia lakukan. Tak lupa kepada Bi Inah yang bahkan hampir setiap hari Ricky selalu menyakitkan hati Bi Inah.
                        “Mah pah ..,Ricky minta maaf, atas semua kesalahan Ricky,
                           Ricky telah banyak berdosa kepada Ibu dan Ayah..maafkan
                           Ricky Bu…yah…!” Ricky memohon.
                        “Sayang, Ibu selalu ikhlas dan Ridha dengan semua yang
13
 
                           terjadi dalam kehidupan ini…”
                           “Ibu selalu mendo’akan kamu menjadi yang terbaik…,
                             dan Ibu selalu memaafkan dan mendo’akan setiap kalimat
                             yang terucap oleh bibir kamu…” Ibu terharu.
                           “ Rick, ayah dan Ibu kamu selalu sayang pada kamu…,
                              dan berharap kamu menjadi anak yang shaleh, maafkan
                              juga ayah yang jarang menemani kamu menghadapi
                              fananya kehidupan ini..”
Ricky hanya menangis dipangkuan kedua orang tuanya, dan kedua orangtuanya bersyukur jika Ricky selamat. Kemudian Ricky meminta maaf kepada Bi Inah.
                        “ Bi …,maafkan Ricky yang selalu menyakiti Bibi…Ricky
                           hilap bi..maafkan aku bi..!’”Mohon Ricky
                        “Den..Bibi dari awal sudah memaafkan kamu…, Bibi ikhlas.”
                           Jelas Bibi.
                        Suasana haru melekat di kala itu, Lalu Ricky menceritakan semuanya, jika ia pulang dari pesta dan kecelakaan, lalu ditolong oleh seorang Kiayi dan sempat hilang ingatan dan diberi nama Fathir.Sampai pak Kiayi meninggal , Ricky menceritakan dengan penuh perasaan dan haru.
14
 
                        Terbitnya sang surya, suara kehangatan pagi menyelimuti sanubari setiap insan. Sejuknya pagi, menyejukan hati dan lembar baru kehidupan yang sempat di coreng oleh tragedi bima sakti yang  membutakan hati. Ricky melepaskan hatinya yang beku dan memandang kedepan dengan pasti. Bahkan semua warga sekolah terbendu heran melihat sifat Ricky yang diselimuti oleh sucinya sutera dan putihnya kalbu. Ricky mulai sekarang rajin sedekah, beramal shaleh, hormat terhadap orang lain, rendah hati dan semua yang pernah diajarkan oleh pak Kiayi. Bahkan Ricky mencari para pengemis untuk menyedekahkan uangnya, dan mencari para pengemis yang pernah ia sakiti, serta memohon maaf sepenuhnya kepada semua teman-temannya yang pernah ia sakiti.
            Dengan suasana yang baru, Rickypun mengajak kepada kedua orangtuanya untuk ikut mengurus pesantren yang dipimpin oleh almarhum pak Kiayi. Pesantren itu dikelola dengan baik oleh Ricky dan keluarganya, dan Rickypun tak pernah lupa untuk setiap minggu mengunjungi makam pak Kiayi, dan memandang sesosok tubuh yang kaku didalam tanah itu, adalah seseorang yang pernah merubah hidupnya, dan Rickypun tak pernah melupakan kata-kata dan pesan-pesan yang pernah Kiayi katakana kepada Ricky.           
Dan satu hal yang didapatkan oleh Ricky adalah, ia telah menemukan sesuatu yang lebih besar dari segala sesuatu yang paling besar, yang paling suci dari yang paling suci yaitu Allah SWT. Ricky menjadi semakin mendalami ilmu agama dan menggali terus berbagai hal yang telah diajarkan oleh pak Kiayi. Ia merasa lebih tenang setelah ia menemukan suatu cahaya, suatu nur yang suci yang muncul didalam jiwa dan langka untuk bertatap muka dengan manusia, nur Illahi.
                        Tuhan itu ada didalam jiwa, Tuhan itu bukti kebesaran nyata,Tuhan itu kekal dan sejati hanya satu, Tuhan itu menyelimuti kalbu, dan Tuhan itu cahaya di dalam jiwa.

*TAMAT*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar