Selasa, 17 April 2012

Cerpen Mutiara Dari Sampah


MUTIARA DARI SAMPAH
(Egi Sastrawisesha)

            Diceritakan ada seorang pemulung sampah yang sangat tua. Dia adalah lelaki tua yang tampak mengerut wajahnya, kering tubuhnya dan bau badannya. Maklum sehari-hari, ia bergaul dengan sampah. Tampak di raut mukanya berjuta kesedihan, penderitaan dan perjuangan tersirat berlalu. Kakek tua itu berjalan menelusuri panasnya aspal yang terkadang membakar kakinya, walau tanpa alas kakipun si kakek tua itu tetap berjalan melihat kiri dan kanan, semoga saja mendapatkan botol-botol dan kertas-kertas bekas.
            Suatu hari, si kakek tua sedang berjalan menelusuri perkomplekkan. Kemudian ia secara bergilir menuju tong-tong rumah disana. Tetapi ketika kesalahsatu rumah ada yang membuka gerbang. Tak lain sipemilik rumah, lalu ia mengusir si kakek tua itu. Sungguh menyakitkan, tapi si kakek tua tetap berjalan dan bersabar menghadapi fananya kehidupan. Tertuju si kakek tua pada tong sampah yang berisi penuh, lalu ia menhampirinya. Ketika ia sedang mencari sampah di tong, si kakek tua itu menemukan suatu amplop besar yang padat dan berisi.
            Setelah dibuka ternyata isi dari amplop itu adalah sejumlah uang yang cukup besar nilainya, dan si kakek kaget. Tapi berkat kejujuran si kakek, ia ingin mengembalikan uang itu pad a yang berhak. Terselip sebuah alamat yang tak jauh dari lokasi itu. Setelah dicari kian lamanya, si kakek itu tertuju pada rumah nomor 39. Tak lain rumah itu adalah rumah yang ia tinggalkan tadi setelah ia dimarahi oleh sipemilik rumah. Suara kakek tua itu terdengar oleh pemilik rumah, dan ia menghampirinya.
            Sang pemilik rumah kaget melihat pemulung yang ia marahi tadi kembali. Setelah dijelaskan oleh si kakek, si pemilik rumah  kaget mendengar kabar dari kakek tua itu. Dan ternyata benar, amplop itu adalah amplop si pemilik rumah. Lalu si pemilik rumah itu menangis dan berkata pada si kakek, jika ia sangat menyesal telah memarahinya tadi dan amplop itu adalah amplop yang ia cari selama seminggu ini.  Si kakek tua pun memaafkan si pemilik rumah dengan ikhlas dan tersenyum.

“ Jangan pandang orang lain dari fisiknya, siapa tau dialah malaikat yang dikirim oleh Tuhan untuk kita.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar