*Cahaya Didalam Jiwa*
(Egi Sastrawisesha)
Dibawah sinar rembulan yang penuh
dengan ketenangan, nakalnya angin-angin malam yang mencubit setiap orang yang
keluar. Kendati langkah kehidupan yang begitu cepat, luluhkan semua harapan
yang diinginkan. Kerasnya karang, hancur oleh air, kerasnya hati, hancur oleh
takdir. Kuasanya nafsu, kuasanya amarah hati seseorang. Suara yang menusuk
hati, datang dari sebuah rumah mewah yang didalamnya penuh dengan amarah dan
keluarga yang hampir pecah.
Ricky, seorang anak dari
konglomerat, tapi kelakuannya bejat, selalu jahat dan tak pernah memikirkan
datangnya sekarat. Dia anak tunggal yang gagal, masa depan tak punya bekal,
hanya harta yang tak kekal. Ucapnya menyakiti hati, pada orangtua tak berbakti,
menganggap dirinya sakti, dan hidup akan selalu abadi. Semua itu tercurahkan
pada pribadinya, semua itu bagaikan pakaiannya sehari-hari, dan hitam kelam
hatinya.
Dengan angkuhnya, kaki
diatas meja seraya berkata,
“Bi…., bawakan saya
minuman hangat sekarang!” Teriaknya.
“Baik Den..,” Jawab Bi
Inah. (setelah beberapa saat).
“Cepet dong, jangan pake
lama segala!” Teriak lagi.
“Ini Den.., minumannya.”
Ujar Bi Inah.
Tiba-tiba
dengan penuh hasrat, Ricky memuntahkan minuman itu ke tubuh Bi Inah, dan membantingkan
gelas sampai pecah.
“Ahrkg…, minuman apa ini
Bi?”
“Rasanya aneh, saya
minta lagi minumannya sekarang!”
Cacian
dari mulut Ricky.
|
“Hai..sayang , ini Ibu
bawakan kamu pizza dan minuman
kesukaan kamu.” Sapanya.
“Hah.., kalau yang
beginimah sudah bosen dong bu.., gak mau,
kasih aja ke kucing tetangga sana!” Bentak
Ricky.
“Eh..,kok gitu sih, ya
sudah kalau kamu gak mau, ibu kasih
ke Bi Inah.” Timpah Ibu.
“Eh..eh..biar aku aja
yang ngasih ke Bi Inah, sinih!”
Ujar
Ricky.
“Tumben kamu baik, nih…”
Sambil memberikan makanan
itu ke Ricky.
Tabiat
buruk Ricky muncul kembali, dibawanya pizza itu kedapur, dan langsung menemui
Bi Inah.
“Bi…, nih Ibu bawa
pizza, buat Bibi.” Ucap Ricky.
“Makasih Den..” Jawab Bi
Inah.
Tapi,
ketika Ricky akan memberikan pizza itu, ia buang terlebih dahulu ketempat
sampah sambil tertawa terbahak-bahak.
“Makan tuh, pizza
busuk.., ah..ah..ah.” Bentak Ricky.
Bi
Inah hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku anak majikannya itu.
|
Terhenti sejenak
perjalanan Ricky, lalu ia turun dari motornya.
“Eh.., dasar kakek
tolol..,loe mau mati apah?”Bentak Ricky.
“Eh..,kalau loe mati
gimana nanti., gue yang disalain..,
dasar kakek otak teri!” Bentak kembali.
Si
kakek malang itu, hanya terdiam lesu, menerima bentakan Ricky.Padahal Kakek tua
itu sedang menikmati perjalanannya yang panjang, tanpa disengaja Ricky terlalu
cepat menjalankan motornya, sehingga kehilangan kendali.
Hidup itu adalah sebab
akibat, dengan perasaan yang sakit , si Kakek tua itu berjalan menelusuri garis
kehidupannya. Tak ada kata yang bisa terucap dengan hati yang tak siap dan
hidup yang gelap.Sampailah Ricky didepan gerbang sekolah, seperti biasa pintu ilmu
itu sudah tertutup rapat, dengan malaikat penjaga gerbang yang tak tentu
hatinya dimana. Setelah mendekati gerbang, Ricky langsung menendang gerbang
sekolah, dan berteriak kepada satpam. Dengan cepat, satpam segera menghampiri
Ricky. Dengan isyarat mata, Ricky lalu mengeluarkan dompetnya yang penuh dengan
kenikmatan dunia.
“Nih…,
pelicinnya…,sekarang bukain ni gerbang.” Ucap Ricky.
Dengan
sigap si satpam langsung membuka gerbang sekolah itu.
|
Setelah beberapa lamanya
pelajaran berlangsung, Pak Sodikin mengajukan pertanyaan tentang tubuh manusia
yang kurang lazim di pertanyakan.
“Baik..anak-anak, bapak
akan bertanya kepada kamu Ricky!”
Ricky
yang masih ngantuk karena semalam main games, kaget mendengar perintah dari Pak
Sodikin.
“Menurut kamu, keringat
pria lebih terasa asin dibandingkan
keringan perempuan, benar atau salah?” Tanya
Pak Sodikin.
Ricky
hanya mengkerutkan dahinya dan menggaruk kepalanya. Seakan dia bingung dengan
pertanyaan yang diberikan.
Anak-anak didalam kelas tertawa
menggeli, mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Pak Sodikin. Kemudian Ricky
menjawab, jika pernyataan itu benar, dan ia bilang jika keringat wanita itu
sangat asem. Semua perempuan yang ada dikelas meneriaki Ricky dan melemparnya
dengan buntalan kertas ulangan yang jelek. Sambil tertawa Rickypun menunduk
diatas meja.
Kemudian Pak Sodikin
menjelaskan semuanya, jika ternyata menurut penelitian keringat pria itu lebih
asam dan perempuan itu asin. Mendengar penjelasan itu, seluruhnya tertawa
kembali. Pelajaran demi pelajaran terlewati, dan Ricky terbiasa tidur jika
pelajaran itu membuatnya ngantuk. Ketika bel berbunyi, Ricky tergesa-gesa untuk
pulang, ia berlari dari lorong sekolah. Dan tiba-tiba Ricky menabrak seorang
laki-laki. Terjadi perselisihan disana, Ricky amat marah dan sempat memukulkan
helmnya kepada lelaki itu.
Merekapun berkelahi,
tapi Ricky menang dan menyeret lelaki itu kesebuah pintu kelas.
“Heh..,inget..gue ini
anak dari konglomerat terkaya…!”
|
Siswa-siswi
yang ada disekitar sempat hening sejenak mendengar perkataan Ricky dan tingkah
lakunya yang kurang ajar. Dengan marah-marah ia langsung berlari menuju tempat
parkir. Ketika Ricky melewati depan sekolahnya, lalu datang seorang pengemis
menghampirinya dan meminta sedikit kenikmatan untuk mengisi perut dan dahaga.
Dengan motor gagahnya,
Ricky melihat pengemis itu. Lalu dengan tanpa basa-basi Ricky menendang mangkuk
plastik yang ada di tangan si pengemis, dan langsung pergi. Pengemis itu
tergeletak tak berdaya setelah ditendang oleh Ricky. Dengan perasaan yang
gundah, Rickypun tiba dirumahnya. Tanpa makan siang, siswa SMA ini langsung
tidur diranjangnya.
Seketika
kaget handphone berdering, Sonjaya teman Ricky menghubungi Ricky jika malam ini
ia dan teman-teman lain akan mengadakan pesta sampai larut malam. Mendengar
kabar dari temannya itu, Ricky seakan disiram oleh air dari telaga surga.
Langsung dengan semangat ia menyiapkan pakaian terbaiknya untuk pergi ke pesta.
Tapi ada satu masalah yang sangat konkret, daun Ricky di dompet terkuras habis
dan hanya tinggal uang logam seratus rupiah tersisa disana.
Siasat buruk Rickypun
muncul kembali, ia langsung menyelinap masuk kamar Ibunya. Lalu dengan sangat
hati-hati Ricky membuka lemari penyimpanan uang Ibunya. Ricky mengambil
beberapa lembar uang seratus ribuan disana. Lalu Ricky cepat-cepat lari keluar
dengan terburu-buru. Dengan perasaan yang was-was, Ricky menenangkan diri di
sofa tengah rumahnya. Belpun berdenting, Rickipun membuka pintu dengan
perlahan. Ternyata ada Pak Somad, salah satu anggota DKM Masjid.
Kedatangan beliau
kesini, tiada lain untuk meminta sumbangan merenovasi masjid.
“Assallammua’laikum
Den…” Sapa Pak Somad.
“Ada apa Pak, ganggu
orang lagi istirahat aja..” Jawab Ricky.
“Ya..maaf Den, kan lebih
baik jika salam itu dijawab.”
Ujar Pak Somad.
Ricky
memukul pintu dengan keras.
“Terserah gue .., mau
jawab..mau enggak.., gak usah
ngatur-ngatur deh..” Bentak Ricky.
“Sa..saya mau minta
sumbangan,untuk merenovasi masjid
Den..” Kata Pak Somad.
“Heh..Pak, saya aja
jarang ke masjid, kenapa saya harus
bayar, dasar oon..” Jawab kasar Ricky.
Pak
Somad hanya bisa menerima peryataan kosong dari Ricky, didalam hatinya seraya
berkata jika sungguh angkuh sekali Ricky yang anak konglomerat tidak bisa
menyumbangkan sedikit rezekinya di jalan Allah SWT.
Sinar rembulan mulai
tampak, bintang-bintang yang malu untuk muncul menandakan siapnya Ricky untuk
pergi ke pesta. Dengan gaya yang keren, Ricky siap untuk berpestaria di rumah
Sonjaya. Tiba disana, Ricky disambut hangat oleh teman-temannya, dan seketika
itu juga Ricky di sambut dengan segelas arak putih. Musik yang keras dan gemuruhnya
orang-orang disana melelapkan malam yang sunyi oleh nyanyian bidadari.
Sonjaya dan Ricky juga
teman-temannya, malam itu seakan lupa atas nikmat yang mereka terima itu hanya
dari Allah SWT. Sonjaya terus menuangkan minuman alkohol kegelas Ricky, mereka
dikelilingi wanita yang sudah lupa dengan aurat, yang sudah lupa dengan masa
yang menantinya. Sekitar jam dua pagi, pesta selesai. Ricky digendong oleh
Sonjaya yang sama-sama sempoyongan karena mabuk luar biasa.
Rickypun menolak Sonjaya
untuk mengantarnya pulang. Dengan mobil jaguarnya Ricky mengendarai mobil
dengan mata yang tak tentu arah. Karena jalanan kosong, Ricky dengan leluasa
ujal-ujalan di jalan. Tanpa sepengetahuan Ricky, tiba-tiba ditengah jalan ada
seekor kucing yang melintas. Rickypun memberhentikan mobilnya dan turun.
Perasaan kesal muncul disana, Ricky dengan kondisi mabuk menendang kucing yang
malang itu dengan kakinya lalu ia kembali mengendarai mobil.
|
Ricky kaget bukan
kepalang, kepalanya yang melayang dan hati yang begitu bimbang . Orang tersebut
tidak terlihat wajahnya, kemudian dia berbicara kepada Ricky.
“Bangun.!” Perintah
orang itu.
Rickypun
berdiri dengan tegap.
“Siapa kamu?” Tanya
Ricky.
“Kamu tidak perlu tahu
siapa aku, dan aku tahu siapa kamu.”
Jawab
orang itu.
“Telah begitu banyak hal
yang buruk yang engkau lakukan.”
Orang
itu berkata.
“Kau sudah khianat pada
orangtuamu, pada teman-temanmu,
pembantumu , serta yang lain.”
“Dan orang
sepertimu,harus dilaknat dengan siksa yang
berat, karena sesungguhnya hidupmu kau
sia-siakan.”
Mendengar
peryataan orang itu, Ricky merinding dan merasa amat takut sekali.
|
Ricky menangis tak
berdaya, meminta tolong tapi tak ada yang menolong, dan berteriak keras meminta
ampun pada orang itu. Kemudian cambuknya sangat keras, seraya orang itu
berkata.
“Minta ampunlah kepada
Allah, bukan padaku, dan minta
ampunlah kepada orang-orang yang pernah kau
sakiti.”
“Aku berjanji tidak akan
menyia-nyiakan hidup ini aku
akan meminta maaf kepada orang-orang yang
aku sakiti..”
Ricky
memohon.
Kemudian
mahluk itu berkata jika Ricky akan dikasih kesempatan kedua, untuk merajut
kembali lembaran hidupnya yang hilang dan membersihkan hati yang selalu kotor
dan penuh oleh dosa-dosa.
Dan yang terlihat kala
itu hanya cahaya yang terang, dan tubuh yang perih serta kepala yang pusing.
Dihadapan mata Ricky ada seorang kakek tua tersenyum padanya. Lalu Ricky
terbangun, dan bertanya-tanya dimana ia sekarang. Si Kakek tua itu menjelaskan
jika Ricky telah kecelakaan, mobilnya masuk jurang dan ia selamatkan Ricky menuju
rumahnya. Ricky tak ingat apapun, yang ia ingat hanya dua kata, kesempatan
kedua.
Ricky bahkan tak ingat
siapa dia, dimana ia tinggal dan siapa orangtuanya. Saat itulah Kakek tua itu
merawat Ricky dengan baik. Disana Ricky dibawa kesebuah pondok pesantren milik
Kakek tersebut. Tidak hanya luka fisik yang dirawat tapi juga luka batin.Disaat
itu jugaKakek menamai Ricky dengan nama Fathir Ar Zahrra. Luka di tubuh Ricky
perlahan sembuh, dan iapun mulai menimba ilmu disana.
Di sebuah saung kecil,
Fathir dan Kakek tua itu berbincang.
“Fathir, dengarlah..!,
jika kamu ingin melihat kupu-kupu
|
“Apa maksud Kiayi?” Tanya Fathir.
“Jika kamu ingin
merasakan kenikmatan yang tiada henti,
maka kamu harus merasakan pedihnya
kehidupan.”
Disana
Fathir mulai mengerti jika kehidupan itu hanya sesaat, dan kelak semua manusia
akan kembali ke liang lahat. Butuh perjuangan hidup ini, bukan hanya usaha,
tapi do’apun diperlukan.
Di sana Fathir mulai
mencari jati dirinya sendiri. Ia sering berdzikir dan berpikir untuk menemukan
dirinya sendiri. Fathir diisi oleh ilmu agama dan ahlak-ahlak dalam menjalin
kehidupan. Tiba pada suatu saat, Fathir sedang berjalan melewati sebuah sungai
dekat Pesantren. Kemudian ia sedang melihat seseorang bertapa diatas batu
dengan tasbih ditangannya. Lalu Fathir menghampirinya dengan santun dan sopan.
“Assallammua’laikum..”
Sapa Fathir.
“Wa’ailaikummsallam.”
Jawab orang tersebut.
“Sedang apa gerangan
anda disini, sedangkan orang lain
baru saja berjamaah shalat ashar?” Tanya
Fathir.
“Saya sedang mencari
Tuhan.” Jawab lugas orang itu.
“Ya.., tapi kenapa anda
tidak shalat?” Tanya Fathir kembali.
“Hai anak muda, untuk apa engkau shalat, tapi
dirimu
sendiri belum menemukan Tuhanmu..” Jawab
orang itu.
“Tapi, apakah harus seperti
itu ?” Tanya Fathir.
“Tentu, tujuan hidup
manusia sebenarnya menemukan
jati dirinya sendiri, dan menemukan Sang
Pencipta.”
Orang
itu menjelaskan.
|
Setelah dijelaskan oleh
Kiayi, ternyata beliau sependapat dengaan orang yang ditemui oleh Fathir tadi.
Kemudian Fathir bertanya kembali pada Kiayi untuk memperdalamnya.
“Fathir, dirimu telah
melewati berbagai fase kehidupan
yang sangat kritis, saya bisa lihat itu dari
matamu..”
“Kamu telah buta
hati..,dan lupa akan akhirat..”
“Dan kamu mati suri, dan
Allah SWT masih memberikan
kesempatan emas untuk kamu.”
“Kini kamu sudah lupa
dengan semuanya, kamupun
tak tahu siapa diri kamu dan siapa Tuhan-MU.”
Jelas
pak Kiayi.
“Lantas apa hubungannya
dengan semua ini?” Tanya Fathir.
Pak
Kiayi menjelaskan dengan seksama, jika mulai sekarang Fathir harus serius untuk
memperbaiki dirinya. Walaupun Fathir tak tahu perbuatan-perbuatan dosannya,
tapi mahluk yang ia jumpai di alam berbeda itu secara tidak langsung menerangkan
jika Fathir memiliki banyak dosa.
Setelah lama berbincang
dengan pak Kiayi, lalu beliau memerintahkan Fathir untuk pergi ke suatu gua
kecil yang ada di puncak gunung. Fathir kaget mendengar perintah dari pak Kiayi
tersebut. Ternyata dengan cara itulah Fathir bisa menemukan dirinya sendiri,
dan mengingat masa lalunya. Malam itu juga ia berangkat, dengan membawa
perbekalan seadanya dan yang paling penting adalah tasbih dan sajadah.
|
Ketika Fathir akan
masuk, dengan cepat keluar mahluk hitam bersayap pemakan buah-buahan,
kalelawar. Fathir sangat kaget, setelah kalelawar-kalelawar hilang Fathir masuk
kegua itu. Disana ia membentangkan tikar dan sajadah. Tanpa berpikir terlalu
lama Fathir langsung mematikan cahaya obornya. Suasana yang gelap gulita
membuat Fathir tak bisa melihat apapun termasuk telunjuk jarinya sendiri.
Walaupun dihati kecil Fathir ada rasa takut yang besar, tetapi Fathir
membendungnya dengan selalu mengingat Sang Khaliq.
Dimulailah lafadz-lafadz
dzikir yang terucap dari mulut Fathir. Sekian lama Fathir berdzikir , kira-kira
menghabiskan waktu cukup lama. Fathir mulai mendengar suara batu yang jatuh
dari belakang dirinya dan bulu pundaknya merinding hebat. Tapi Fathir tetap
serius dengan dzikirnya sesuai amanat
pak Kiayi. Terlelaplah Fathir dalam tidurnya. Angan-angannya mulai tenggelam,
dan Fathir bermimpi, ia melihat dengan sendiri bayangannya ketika sedang
menyakiti orang lain, membetak orang lain dan semua perbuatan buruk yang pernah
ia lakukan.
Fathir melihat wajah
ibunya,ayahnya, dan semua yang pernah ada dalam hidupnya. Dan ketika itu pula
Fathir mengenali nama aslinya yaitu Ricky. Teringat kembali semua dalam memori
Fathir. Dan ketika itu pula, seketika Fathir masuk kesebuah lorong yang sangat
besar dan hita kelam. Tiba-tiba dihadapannya ada cahaya yang besar dan cepat
menuju Fahtir, Fathir tak bisa bergerak dan tiba-tiba cahaya itu menabrak
Fathir dengan keras. Dan terlihat di gua itu Fathir terlempar keluar dan
terjatuh.
|
Fathirpun masuk dan
bertanya kepada orang yang ada disana. Jatuhlah semua barang yang dibawa oleh
Fathir, ketika dihadapannya pak Kiayi yang sangat ia cintai sedang tergeletak
lemah menanti sakaratul maut menjemputnya. Fathir lalu menangis dengan memeluk
tubuh pak Kiayi. Dan ketika itu pula Pak Kiayi berpesan kata-kata terakhirnya
kepada Fathir.
“Bagaimana kabarmu
Fathir..” Tanya Pak Kiayi.
“Kiayi…apa yang terjadi
dengan anda..eh…”
“Kenapa harus seperti
ini, saya sangat membutuhkan anda
untuk membantu saya berjalan di atas takdir
yang benar.”
Fathir
bersedih.
“Kiayi, saya sudah tahu
semuanya..,sebenarnya nama saya
Ricky dan saya tahu orang tua saya..,
teman-teman saya
dan saya kecelakaan menabrak pohon besar
karena saya
mabuk sehabis pulang pesta…,” Fathir
menjelaskan.
“Janganlah menagis..,
saya sebentar lagi akan bertemu
dengan dzat yang kekal yaitu Allah..”
“Dengarlah ini Fathir..,
pulanglah kepada orangtuamu..,
Minta maaf kepada orang-orang yang pernah
kamu sakiti,
bersujudlah kepada ibumu dan banyaklah
beramal shaleh,
Serta berpegang teguhlah pada Kitabbullah
dan As Sunah.”
Kiayi
menjelaskan.
|
Tibalah saat terakhir
untuk pak Kiayi, tanah yang merah telah berubah menjadi ruang yang sempit,
Fathir adzan untuk pertemuannya dengan pak Kiayi. Tertutup semuanya, hanya bunga-bunga dan air
yang terlihat, semua orang bersedih dan meneteskan air mata. Mereka telah
kehilangan sosok orang terbaik yang pernah mereka miliki. Langkah semua orang
pergi meninggalkan kesedihan. Hanya Fathir yang terus meneteskan air mata dan
menyesali semua, karena ia belum membalas semua kebaikan Kaiyi.
Dengan langkah kaki yang
sangat berat, Fathir meninggalkan orang yang sangat berjasa dalam hidupnya.
Setelah berpamitan dengan semua orang yang ada di pesantren, Fathir
melangkahkan kaki baru untuk menemui orangtuanya dan saudaranya. Tibalah Fathir
di depan rumahnya yang penuh dengan cerita menyakitkan. Ketika ia masuk kedalam
rumah, terlihat ibunya yang menangis sedih telah kehilangan anak satu-satunya.
Terlihat juga Ayahnya, bi Inah sedang meratapi kesedihan yang berlarut larut.
Dengan wajah yang
senyum, Fathir menyapa mereka.
“Assallammua’laikum..”
Ibu,
ayah dan Bi Inah kaget bukan kepalang, ketika melihat sesosok anak remaja yang
sangat mirip dengan Ricky.
“Ricky? “ Penuh dengan
pertanyaan di benak Ibunya.
Dan
Ricky langsung memeluk ayah dan Ibunya, seraya meminta maaf atas semua
kesalahan yang pernah ia lakukan. Tak lupa kepada Bi Inah yang bahkan hampir
setiap hari Ricky selalu menyakitkan hati Bi Inah.
“Mah pah ..,Ricky minta
maaf, atas semua kesalahan Ricky,
Ricky telah banyak berdosa kepada Ibu dan
Ayah..maafkan
Ricky Bu…yah…!” Ricky memohon.
“Sayang, Ibu selalu
ikhlas dan Ridha dengan semua yang
|
“Ibu selalu mendo’akan kamu menjadi yang
terbaik…,
dan Ibu selalu memaafkan dan mendo’akan
setiap kalimat
yang terucap oleh bibir kamu…” Ibu
terharu.
“ Rick, ayah dan Ibu kamu selalu sayang pada
kamu…,
dan berharap kamu menjadi anak yang
shaleh, maafkan
juga ayah yang jarang menemani kamu
menghadapi
fananya kehidupan ini..”
Ricky
hanya menangis dipangkuan kedua orang tuanya, dan kedua orangtuanya bersyukur
jika Ricky selamat. Kemudian Ricky meminta maaf kepada Bi Inah.
“ Bi …,maafkan Ricky
yang selalu menyakiti Bibi…Ricky
hilap bi..maafkan aku bi..!’”Mohon Ricky
“Den..Bibi dari awal
sudah memaafkan kamu…, Bibi ikhlas.”
Jelas Bibi.
Suasana haru melekat di
kala itu, Lalu Ricky menceritakan semuanya, jika ia pulang dari pesta dan
kecelakaan, lalu ditolong oleh seorang Kiayi dan sempat hilang ingatan dan
diberi nama Fathir.Sampai pak Kiayi meninggal , Ricky menceritakan dengan penuh
perasaan dan haru.
|
Dengan suasana yang baru, Rickypun
mengajak kepada kedua orangtuanya untuk ikut mengurus pesantren yang dipimpin
oleh almarhum pak Kiayi. Pesantren itu dikelola dengan baik oleh Ricky dan
keluarganya, dan Rickypun tak pernah lupa untuk setiap minggu mengunjungi makam
pak Kiayi, dan memandang sesosok tubuh yang kaku didalam tanah itu, adalah seseorang
yang pernah merubah hidupnya, dan Rickypun tak pernah melupakan kata-kata dan
pesan-pesan yang pernah Kiayi katakana kepada Ricky.
Dan satu hal yang didapatkan oleh
Ricky adalah, ia telah menemukan sesuatu yang lebih besar dari segala sesuatu
yang paling besar, yang paling suci dari yang paling suci yaitu Allah SWT.
Ricky menjadi semakin mendalami ilmu agama dan menggali terus berbagai hal yang
telah diajarkan oleh pak Kiayi. Ia merasa lebih tenang setelah ia menemukan
suatu cahaya, suatu nur yang suci yang muncul didalam jiwa dan langka untuk
bertatap muka dengan manusia, nur Illahi.
Tuhan itu ada didalam
jiwa, Tuhan itu bukti kebesaran nyata,Tuhan itu kekal dan sejati hanya satu,
Tuhan itu menyelimuti kalbu, dan Tuhan itu cahaya di dalam jiwa.
*TAMAT*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar